Guru Tak Mengenal Waktu Mengajariku

Kamis, Desember 10, 2020

Guru

Oh guru

Engkau guruku

Guru untuk semua umat

 

Guru tempat inspirasi

Guru untuk penenang hati

Guru penambah rejeki

Guru penghilang sedih

 

Guru rumahnya ilmu

Tanpa guru hidup hanya halu

Tanpa guru hidup terasa sayu

Tanpa guru melaju tak tertuju

 

Telah kurasakan nikmatnya menjadi santri. Dinamakan santri pasti mempunyai guru didik yang tidak asal comot. Ibarat memilih kucing dalam karung. Istikhoroh adalah cara terbaik untuk menentukannya.

 

Guru yang senantiasa nggendong indit para murid dan santrinya tanpa terkecuali. Namun masih banyak murid yang tidak beradab akhlak dengan gurunya. Seolah kacang lupa kulitnya, setelah berhasil lari begitu saja. Bahkan meninggalkan persaudaraan dan majelis taklim yang sudah lama terbangun. Naudzu billah.

 

Peran guru yang tidak pernah lelah untuk keberhasilan dan kesuksesan muridnya. Tidak akan bisa tergantikan dengan teknologi karena yang diajarkan mulai dari ilmu animasi hingga menata hati sampai mati.

 

Istilah nggendong indit mempunyai makna agung dalam mengabdi kepada guru. Dan saya yakin guru tetap mendoakan muridnya walau di tempat jauh sekalipun. Dirumat, diramut dan diruwat sesuai dengan ajaran yang ada, dengan pengalaman yang telah dipraktekkan dalam hidupnya.

 

Tugas guru yang selalu ngemong tidak hanya ngomong. Ngemong yang berarti mendidik, memberi teladan, mendoakan, mengarahkan, membimbing, memberi pembelajaran dan masih banyak yang lainnya.

 

Sangat dahsyat niat guru kita, bahkan sampai nanti di akhirat tetap dikawal dengan doanya. Alloh kariiim...Sadarlah wahai para murid, mintalah ampun kepadanya. Jangan Anda sia-siakan. Sekalipun dengan tehnologi saat ini, sangGuru tidak pernah tergantikan.

 

Niatkan ngAJI dengan guru kita sampai ajal menjemput. Jangan berharap untuk menjadi ini dan itu. Apalagi sampai kepingin disanjung. Niat tulus ikhlas adalah modal terberat menjadi santri sejati. Yang artinya sampai bertemu dengan Ilahi Robbi.

 

Beliau Romo Luthfi, mengajarkan tentang makna sabar yang sebenarnya bagi saya. Sabar tak asal tertimpa musibah namun sabar dalam ngawulo, sabar dalam menerima takdir, sabar dalam berpengabdian kepadaNya, sabar dalam belajar, sabar dalam mencari donatur MAYAra, sabar dalam berinteraksi bersama wong embongan. Dan  nasehat beliau yang paling saya ingat adalah berkumpullah dengan orang-orang sabar.

 

Guruku is the best, terkhusus kagem Romo Luthfi Muhammad al Mutawakkil soho Ibu, gus Fillah, gus Billah. Beliau luar biasa. Beliau yang mengajari wong mbelah dadi gowo barokah. 

 

Sekelumit tulisan ini untuk pengingat mengenang pada tanggal 2 - 2 - 2002, waktu awal pengabdian awal mondok. Dan berbekal uang 20.000 dengan takdir Alloh swt uang tersebut utuh sampai di Tambak Bening. Dan yang sebelumnya belum pernah mondok seperti anak-anak santri lainnya. 

 

Semula hanya ikut grudag grudug, ngalor ngidul tak ada tujuan berarti. Inilah proses hidup yang harus dijalani dan hanya mengharap ridlo Ilahi lewat guru sejati sampai mati.

 

Sesama santri tidak boleh saling menyakiti. Selagi kita bareng ngaji mari terus menata hati. Belajar dan terus belajar nggowo awak dimanapun kita berada buat bekal menghadap kepadaNya.

 

Semoga Alloh memberikan yang terbaik buat guru-guru kita dan menjadi santri yang untung alias bejo.

 

Urang windu enak rasane

Iwak segoro gurih rasane,

Ayo podo ditoto atine,

Lan terus mituhu marang gurune supoyo berkah uripe.  Aamiin.

 

Moch. Syuaib Arsalan Pelukis Kaligrafi.Vocalis Nasyid.  Memberikan ceramah di berbagai tempat di Surabaya



Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.